Sunday, 24 July 2016

Buah-buahan dan Istana di Surga


Dalam keterangan berikut ini akan dijelaskan lebih jauh tentang bagaimana kenikmatan-kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah kepada para penghuni surga.

Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa di dalam surga ada bermacam-macam perkebunan / pepohonan yang indah, daunnya rindang, buah-buahan yang banyak, dapat dipetik dari jarak dekat, serta menawan hati. Para penghuni yang ingin memetiknya, maka seketika ranting-ranting pohon buah tersebut akan mendekat dengan sendirinya. Di antara ayat-ayat Al-Qur’a yang menyebutkan tentang adanya buah-buahan surga adalah:

“Di dalam keduanya ada pula bermacam-macam buah-buahan, kurma, dan delima.” (Qs. Ar-Rahman: 68)

“Mereka menikmati surga, disana ada pohon bidara yang tidak berduri.” (Qs. Al-Waqi’ah: 28)

Sedangkan dalam surat al-Waqi’ah ayat 29 Allah berfirman:

... Dan pohon pisang dengan buah yang bersusun rapat...” (Qs. Al-Waqi’ah: 29)

Sedangkan dekatnya jarak antara buah-buahan tersebut kepada orang yang ingin memetiknya, dijelaskan Allah sebagai berikut:

... Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.” (Qs. Ar-Rahman: 54)

Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an, bahwa pohon-pohon surga itu tidak akan terhenti (terputus) buahnya. Semua pohon di dalam surga terus-menerus berbuah tanpa harus menunggu musim tertentu tiba. Seluruh buah dalam surga akan senantiasa berbuah tanpa pernah habis. Dan para penghuninya tidak akan pernah dilarang untuk menikmatinya. Penegasan akan suasana yang berbeda dengan kondisi di dunia ini dijelaskan dalam surat al-Waqi’ah: 32-33 sebagai berikut:

Buah-buahan yang melimpah ruah, tidak putus-putusnya (tidak terhenti) buahnya dan tidak terlarang pula mengambilnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 32-33)


Al-Qur’an juga menerangkan secara gamblang bahwa selain adanya buah-buahan dan sungai-sungai yang mengalir di dalamnya, surga juga menyediakan istana-istana yang indah nan megah. Hal ini seperti yang dikemukakan dalam surat al-Furqan ayat ke-10:

“Maha Pemberi berkah Tuhan yang jika Dia mau, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian. Yaitu surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya dan dijadikan-Nya pula untukmu istana-istana.” (Qs. Al-Furqan: 10)

Imam Muslim dan Mu’adz bin Jabal serta Anas bin Malik dalam salah satu haditsnya menyatakan bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat al-Ikhlas sepuluh kali maka Allah berkenan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (Khazinatul Asrar).

Di riwayat lainnya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat al-Ikhlas dua puluh kali, maka Allah akan membangunkan sebuah gedung baginya di surga.”

Selain gedung-gedung yang indah, di dalam surga terdapat pula bermacam istana yang memiliki ukuran besar. Allah berfirman dalam surat al-Insan: 20

Dan jika engkau melepas pandang di surga itu akan engkau lihat berbagai macam kenikmatan dan kemewahan yang mempesona.” (Qs. Al-Insan: 20)

Referensi: 
Saifulloh dan Abu Shofia (2003). Menyingkap Tabir Alam Malaikat. Surabaya: Karya Agung 
lampuislam,org
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

Saturday, 23 July 2016

HATI-HATI MEMBACA AL QUR'AN YANG AKAN MEMBAWA KEMUSYRIKAN, BEGINI PENJELASANNYA, MOHON SEBARKAN


Anda dapati banyak orang yang membaca Al Qur'an namun mereka terjerumus dalam kesyirikan dan meninggalkan tauhid. Padahal perkara tauhid ini sangat jelas di dalam Kitabullah dan sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam

MEMBACA AL QUR'AN

Tidak diragukan lagi bahwa Al Qur’an telah menjelaskan segala aspek yang dibutuhkan oleh manusia. Allah Ta’ala berfirman:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

“dan Kami telah menurunkan Al Kitab kepadamu sebagai penjelasan atas segala sesuatu serta sebagai petunjuk dan rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang Muslim” (QS. An Nahl: 89).

Dan penjelasan yang paling dibutuhkan serta paling urgen bagi manusia di dalam Al Qur’an adalah tentang tauhid dan syirik. Karena perkara ini adalah pokok agama dan hal mendasar dalam Islam. Tauhid lah yang menjadi pondasi dari semua amalan yang dilakukan seorang Muslim, dan syirik lah yang bisa membatalkan semua amalan tersebut.

Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kedua perkara ini di dalam Al Qur’an dengan penjelasan yang gamblang dan jelas. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا الْفَاسِقُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.” (QS. Al Baqarah: 99).

Bahkan semua bagian dari Al Qur’an adalah penjelasan mengenai tauhid dan syirik. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa Al Qur’an seluruhnya menjelaskan tentang tauhid. Karena isi dari Al Qur’an pasti tidak lepas dari:
  • Perintah untuk beribadah kepada Allah dan meninggalkan syirik
  • Penjelasan tentang balasan baik bagi ahli tauhid, dan balasan buruk bagi ahli syirik
  • Penjelasan tentang hukum halal dan haram, yang ini merupakan konsekuensi tauhid
  • Kisah-kisah tentang para Rasul dan umat mereka, dan pergolakan yang mereka alami, yang ini merupakan pelajaran mengenai balasan atas tauhid dan syirik” (Syarh Al Ushul As Sittah, Syaikh Shalih Al Fauzan, 16).
  • Maka Al Qur’an yang dibaca siang dan malam, dalam shalat, di luar shalat, dilantunkan oleh para qaari‘, dan dihafal oleh banyak orang, semuanya berisi tentang tauhid. Namun sayang sungguh sayang, masih banyak orang yang terluput dari hal ini. Mereka membaca dan mendengarkan Al Qur’an namun tauhid tidak nampak dalam perilaku mereka, bahkan mereka terjerumus dalam kesyirikan.

Tujuan membaca Al Qur’an

Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan mengatakan: “anda dapati banyak orang yang membaca Al Qur’an namun mereka terjerumus dalam kesyirikan dan meninggalkan tauhid. Padahal perkara tauhid ini sangat jelas di dalam Kitabullah dan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Karena mereka melestarikan apa yang mereka dapati dari kakek moyang mereka, para syaikh mereka, dan kebiasaan penduduk daerah mereka. Mereka tidak merenungkan barang satu hari pun, dan tidak men-tadabburi, apa yang ada di dalam Al Qur’an. Dan mereka tidak berusaha mengkiritis apa yang dilakukan orang-orang, apakah hal tersebut sudah benar atau tidak?”.

Beliau melanjutkan, “bahkan mereka mempraktekkan taklid buta kepada kakek moyang mereka. Mereka menganggap Al Qur’an hanya dibaca sekedar untuk mengambil berkahnya saja dan meraih pahala dari membacanya. Mereka tidak bermaksud untuk mentadabburi dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya” (Syarh Al Ushul As Sittah, Syaikh Shalih Al Fauzan, 10).

Padahal Al Qur’an dibaca untuk diamalkan, karena ia adalah sumber hidayah, Allah Ta’ala berfirman:

(إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ) (الإسراء: من الآية9)

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan hidayah kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al Isra: 9).

Allah Ta’ala juga memerintahkan kita untuk mentadabburi isi Al Qur’an, bukan sekedar membaca tanpa perenungan. Allah Ta’ala berfirman:

(أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا) (محمد:24)
“Maka apakah mereka tidak men-tadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).

Bahkan sebaik-baik manusia adalah orang yang mempelajarinya, berusaha memahami isinya dan mengajarkannya kepada orang lain. Bukan sekedar membacanya tanpa pemahaman. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه

“sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).

Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan melanjutkan, “sedikit sekali orang yang membaca Al Qur’an dengan tujuan ini. Kebanyakan mereka hanya membacanya untuk mencari berkah atau sekedar bernikmat-nikmat mendengarkan tilawah sang qaari’, atau untuk mengobati orang sakit. Adapun membaca Al Qur’an untuk mengamalkannya, serta mentadabburinya, dan mengembalikan apa yang dilakukan oleh orang-orang kepada Al Qur’an, ini semua tidak ditemukan kecuali hanya pada sedikit orang saja” (Syarh Al Ushul As Sittah, Syaikh Shalih Al Fauzan, 11-12).

Terlalu perhatian pada tajwid, namun lalai para tauhid


Sebagian orang, memberikan perhatian yang begitu serius dalam tajwid (membaguskan bacaan Al Qur’an). Atau sangat perhatian pada langgam-langgam dalam membaca Al Qur’an, menghafal dan melatih langgam-langgamnya, atau mengoleksi banyak rekaman para qaari’ dan menirukan bacaan serta iramanya. Namun justru mereka lalai terhadap esensi dari apa yang dibaca.

Syaikh Shalih Al Fauzan menyebutkan, “orang-orang membaca Al Qur’an, memperbanyak bacaannya, mengkhatamkannya berkali-kali, menghafalnya, mentartilkannya, mereka sangat perhatian pada lafadz-lafadz dan tajwidnya. Sangat perhatian pada hukum-hukum mad, hukum-hukum idgham, ghunnah, iqlab, izhar, ikhfa, dan mencurahkan perhatian yang sangat besar dalam hal itu. Ini memang baik. Namun tujuan yang lebih urgen bukanlah ini. Tujuan yang lebih urgen adalah mentadabburinya, memahami Kitabullah, dan mengembalikan amalan kita serta amalan manusia kepada Kitabullah, apakah amalan-amalan tersebut sesuai dengan Kitabullah atau bertentangan?” (Syarh Al Ushul As Sittah, 13).

Tantangan berat bagi pada da’i tauhid

Beliau juga mengatakan, “bahkan jika ada seorang da’i yang ingin memperbaharui kebiasaan buruk yang ada pada diri mereka, mereka akan marah dan menuduhnya berbuat kesesatan. Bahkan mereka juga menuduhnya telah keluar dari ajaran agama, atau ia telah membaca ajaran baru, dan tuduhan-tuduhan lainnya” (Syarh Al Ushul As Sittah, 12).

Sudah menjadi sebuah keniscayaan bahwa orang mendakwahkan untuk kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah, mengajak manusia untuk bertauhid yang benar dan meninggalkan kesyirikan, akan mendapat penentangan dari orang-orang. Hal itu tidak akan membuat mereka menjadi rendah dan hina, justru akan mengangkat derajat mereka di sisi Allah. Justru orang-orang yang menyelisih Al Qur’an dan sunnah yang hakikatnya hina dan rendah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

نَّ اللهَ يرفعُ بهذا الكتابِ أقوامًا ويضعُ به آخرِينَ

“Allah mengangkat derajat kaum-kaum dengan Al Qur’an ini, dan merendahkan kaum-kaum yang lainnya dengannya” (HR. Muslim).

Mereka telah didahului oleh para Nabi dan Rasul Allah yang juga mengalami hal yang serupa, bahkan lebih dahsyat lagi. Oleh karena itu Allah menghibur Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam serta para da’i ilallah yang berjalan di atas jalannya:

مَا يُقَالُ لَكَ إِلَّا مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ

“Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu (wahai Muhammad) kecuali sesungguhnya hal serupa telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu. Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mempunyai ampunan dan hukuman yang pedih” (QS. Fushilat: 43).

Semoga kita dimasukkan oleh Allah ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa mempelajari, merenungkan dan mengamalkan kandungan Al Qur’an. Semoga kita digolongkan menjadi orang-orang yang bertauhid dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari kesyirikan. Wallahu waliyu dzalika wal qaadiru ‘alahi.

Sumber : muslim.or.id
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

HEBAT, INILAH 5 IBADAH YANG TERBUKTI MEMBUAT MUSLIMAH SEMAKIN CANTIK, SILAKAN DIBAGIKAN

Setiap perempuan terlahir dengan keunikan dan kecantikan. Tidak meluaui masalah paras, namun kecantikan sejati adalah kebaikan hati. Bukan hanya kecantikan dari luar, namun kebaikan hati juga akan memancarkan kecantikan dari dalam diri.

5 IBADAH YANG TERBUKTI MEMBUAT MUSLIMAH SEMAKIN CANTIK

Hal yang bisa membuat wanita selalu menjaga hati adalah dengan beribadah. Wujud ketaatan kepada Allah ini akan senantiasa membuat wanita berhati-hati dalam bertindak dan perilaku.

Dari sekian banyak ibadah baik wajib maupun sunnah, ternyata banyak diantaranya yang membuat wanita akan semakin cantik. Bukan sembarangan, hal ini didukung dengan kajian ilmiah yang menguatkan. Sehingga tidak hanya cantik dari luar, namun kecantikan juga akan terpancar dari dalam. Apa saja ibadah tersebut?

1. Wudhu

Ibadah pertama yang bisa membuat wanita semakin cantik adalah berwudhu. Ibadah ini bertujuan untuk mensucikan diri dari hadast kecil. Ketika akan salat, maka laki-laki atau perempuan harus melaksanakan ibadah wudhu terlebih dahulu.

Dalam sehari semalam, muslimah berwudhu minimal lima kali sebelum melaksanakan salat wajib. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kebersihan tubuh baik dari debu dan kotoran yang menempel di wajah, tangan, kaki dan anggota tubuh lain yang terbasuh wudhu.

Dalam penelitiannya, Julia Serge dari National Intitute for Human Genome Research menuliskan bahwa ada banyak bakteri yang hidup di tubuh manusia. Di lengan saja hidup sedikitnya 44 jenis bakteri yang dapat merusak kesehatan. Bakteri ini akan hilang jika dibasuh dengan air. Kapan lagi orang bisa terkena air selain saat mandi dua kali sehari? Ya muslim patut berbangga karena dengan wudhu mereka dapat bertemu dengan air minimal lima kali sehari.

Maka tidak begitu mengherankan jika muslimah yang rutin berwudhu aura kecantikannya lebih terlihat dibanding mereka yang tidak. Jika Anda tak percaya, coba bandingkan orang yang sama-sama berasal dari suku yang terkenal warna kulitnya agak gelap. Ternyata wanita muslimah yang tentu saja biasa berwudhu wajahnya lebih mudah dikenali dengan pancaran kecantikan yang lebih ‘bersinar’ meskipun sama-sama tidak putih.
Bukankah Nabi Muhammad juga pernah menjelaskan bahwa pada hari kiamat nanti Ia bisa mengenali umatnya karena ada bekas wudhu.

“Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia“(diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim)

2. Shalat Tahajud

Salat juga bisa menambah kecantikan para muslimah. Terlebih salat tahajud yang dilakukan pada malam hari ketika banyak orang memilih untuk tidur. Rasulullah SAW mengatakan bahwa Salat Tahajud bisa membuat wajah lebih berseri-seri.

“Setan membuat tiga ikatan di tengkuk (leher bagian belakang) kalian ketika tidur. Di setiap ikatan setan akan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah!”. Jika dia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Barangsiapa banyak mengerjakan shalat di malam hari, wajahnya akan berseri di pagi hari” (HR. Ibnu Majah)
Menurut anda, kira-kira cantikan mana antara wanita yang berwajah ceria atau mereka yang lesu? Tentu saja mereka yang wajahnya berseri-seri, karena dengan itu akan menimbulkan aura positif terhada lingkungannya. Dan ini merupakan perkataan dari Nabi Muhammad, yang mendapat pengetahuan tersebut dari Allah. Sebagai wanita muslim, tidak ada salahnya mencoba untuk merutinkan ibadah yang satu ini. Karena selain bertabur keistimewaan, salat tahajud juga bisa membuat diri semakin cantik.

3. Puasa

Wanita di luar sana melakukan diet ketat demi bisa mendapatkan tubuh ideal. Tidak jarang kegiatan ini justru menimbulkan penyakit. Dari pada diet namun tidak bernilai ibadah, sebagai muslimah sebaiknya mencoba cara diet yang bernilai ibadah berikut ini. Ya, dengan berpuasa kita tidak hanya menahan diri dari lapar saja, namun juga dari nafsu dan syahwat, dari amarah dan mengendalikan emosi.

Puasa juga akan berdampak psikologis berupa munculnya ketenangan dan kedamaian. Hal ini akan berpengaruh kepada fisik dalam membentuk guratan-guratan wajah yang lebih teduh dan anggun. Selain itu, rutin puasa sunnah merupakan salah satu diet yang efektif untuk menjaga tubuh muslimah relatif langsing.

4. Zakat dan Sedekah

Bagaimana bisa zakat dan sedekah semakin mempercantik diri? Ya memang benar. Zakat dan sedekah sama dengan mengeluarkan harta kita untuk orang lain. Hal ini menghindarkan muslimah dari kecintaannya terhadap duniawi. Orang yang cinta dunia akan lebih cepat stres memikirkan apa yang bisa dibeli lagi, bagaimana menyimpan uang agar menjadi banyak, memikirkan barang-barang milik tetangga yang harganya lebih mahal.
Namun jika mereka tidak memikirkan hal itu, dan lebih senang berbagi dengan orang lain, maka beban hidupnya akan semakin kecil. Sehingga tingkat stresnya juga tidak lebih besar. Stres akan berpengaruh dalam wajah. Kita bisa mengamati bagaimana perbedaan wajah orang yang takut dengan orang yang sedang gembira. Demikianlah pengaruh zakat dan sedekah dalam membentuk wajah muslimah.

5. Dzikir

Dzikir adalah kegiatan mengingat Allah SWT dengan lafadz-lafadz. Tidak dipungkiri bahwa ibadah ini akan memunculkan ketenangan jiwa. Hal ini pun sudah dijelaskan dalam Alquran. Bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan terasa tentram.

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS. Ar Ra’d : 28)

Baca Juga : Inilah Tiga Amalan Agar Dapat Melihat Wajah Allah SWT di Akhirat
Seperti sebelumnya, ketenangan dan kententraman akan menimbulkan efek di wajah seseorang. Mereka yang tenang dan tentram akan cenderung lebih cerah dan berseri-seri. Sehingga muslimah yang rajin berdzikir, wajahnya akan lebih cantik dan anggun. Wallahu a’lam bish shawab.

Sumber : www.dream.co.id
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

NAUZUBILLAH MIN ZALIK, INILAH RAHASIA PABRIK ROKOK YANG BISA MEMBUAT KAMU BERENTI MEROKOK, SEBARKAN

Seorang pekerja pabrik rokok mengember – emberkan rahasia yang mungkin akan buat semua perokok berpikir 2 kali lagi untuk merokok!

RAHASIA PABRIK ROKOK INI BISA MEMBUAT KAMU BERENTI MEROKOK

Semua orang tahu kalau rokok dapat merusak tubuh, tetapi pada umumnya mereka hanya tahu bahaya nikotin yang terkandung dalam tembakau, tetapi mereka tidak tahu kalau racun pada rokok sebenarnya terkandung di dalam "filter"nya.

Di bawah ini adalah kesaksian dari pekerja salah satu pabrik rokok:

Seorang teman dari perusahaan tembakau berkata banyak perusahaan rokok menyimpan rahasia dibalik filter selama 10 tahun! Dia berkata kalau rokok bukanlah barang yang layak dihisap oleh manusia. Kalau kamu sayang kesehatanmu, berhentilah sekarang!

Teman ini dengan jujur berkata,"Tahukah kalian? Bisnis tembakau ini ingin menekan rendah modal dan menggantikan filter yang dipakai. Filter yang dipakai dulu tidak akan merusak penghisapnya tetapi sangat mahal. Tetapi filter yang dipakai sekrang terkandung sebuah zat yang tidak terlihat mata, ketika zat ini masuk ke dalam paru – paru kita, dia tidak akan pernah keluar lagi!"

Filter jenis ini mengandung banyak zat yang sebenarnya tidak boleh digunakan sebagai filter. Para pekerja pabrik rokok menjadi korbannya! Mereka sering mengalami pusing, mual – mual dan muntah, tetapi perusahaan menutup rapat rahasia ini. Merokok memang merusak kesehatan tubuh kita, tetapi rokok yang beracun akan mempercepat anda menemui ajal anda.

Jika anda(baca : perokok) sayang keluarga dan diri anda sendiri, berhentilah sekarang juga! Share artikel ini untuk memperingati teman – teman anda yang merokok !
Indahnya saling berbagi ilmu yang bermanfaat, karena kebaikannya akan terus berlipat dan pahalanya akan terus mengalir sampai kita meninggal kelak. 

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

MASYA ALLAH, INILAH JENIS ORANG YANG TIDAK PERNAH KELUAR DARI NERAKA, AYO SEBARKAN BIAR SADAR



ORANG YANG TIDAK PERNAH KELUAR DARI NERAKA

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-A’raf[7]: 36)

“Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan setiap (mereka) akan kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Anbiya[21]: 99)

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka jahanam.” (Qs. Az-Zukhruf[43]: 74)

“Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka jahanam. Mereka tidak dibinasakan, sehingga mereka tidak mati dan tidak (pula) diringankan dari azabnya.” (Qs. Fathir[35]: 36)

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 39)

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa mereka dan tidak (pula) mereka diberi penangguhan.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 161-162)

“Tidakkah mereka (orang-orang munafik) mengetahui bahwa orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya, ia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” (Qs. At-Taubah[9]: 63)

“Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di neraka.” (Qs. At-Taubah[9]: 17)

Karena mereka akan kekal di dalamnya, Allah subhanahu wa ta’ala melukiskan siksaan neraka sebagai siksaan yang abadi, yang tidak akan ada akhirnya dan akan berlangsung selamanya.

“Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari sana, dan mereka beroleh azab yang kekal.” (Qs. Al-Ma’idah[5]: 37)

“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang lalim (musyrik) itu, “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Yunus[10]: 52)

Bukhari meriwayatkan dari Ibn ‘Umar bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Para penghuni surga akan masuk surga, dan para penghuni neraka akan masuk neraka. Kemudian datanglah seseorang sambil berteriak di antara keduanya: Wahai penduduk neraka, tidak ada yang akan mati di antara kalian; Wahai penduduk surga, tidak ada yang akan mati di antara kalian. Kehidupan disini kekal dan abadi.” [1]

Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Akan dikatakan kepada para penduduk surga, ‘Wahai penduduk surga, tidak akan ada kematian,’ dan kepada penduduk neraka, ‘Wahai penduduk neraka, kehidupan disini kekal, tidak akan ada kematian.’” [2]

Perkataan ini diucapkan setelah kematian (maut) disembelih (sehingga tidak ada lagi kematian itu), sebagaimana dinyatakan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibn ‘Umar oleh Bukhari:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Pada waktu para penghuni surga telah sampai di surga dan para penghuni neraka telah sampai di neraka, kematian akan dibawa ke suatu tempat antara surga dan neraka, lalu disembelih. Kemudian seseorang mengumumkan, ‘Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi kematian.’ Kegembiraan penduduk surga akan bertambah, dan kesedihan penduduk neraka akan bertambah.” [3]

Muslim meriwayatkan dari Abu Said, yang berkata:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Kematian akan digiring seperti seekor domba bertanduk, dan disuruh berdiri di antara surga dan neraka. Lalu dikatakan, ‘Wahai penduduk surga, apakah kalian tahu apa ini?’ Dan mereka mengangkat kepala untuk melihatnya, dan berkata, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Dan kepada penduduk neraka dikatakan, ‘Wahai penduduk neraka, tahukah kalian apa ini?’ Mereka mengangkat kepala untuk melihatnya, kemudian berkata, ‘Ya, itu adalah kematian.’ Kemudian diberikan perintah untuk menyembelih kematian. Lalu dikatakan, ‘Wahai penduduk surga, kehidupan kalian kekal, tidak ada lagi kematian. Wahai penduduk neraka, kehidupan kalian kekal, tidak ada lagi kematian.’” Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam membacakan firman Allah, “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (Qs. Maryam[19]: 39) [4]

Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Ketika hari kiamat sudah datang, kematian akan digiring seperti seekor domba bertanduk, dan akan disuruh berdiri di antara surga dan neraka. Ia akan disembelih dengan disaksikan oleh orang-orang yang menonton. Jika ada yang seolah-olah mati karena kegembiraan, mereka adalah para penghuni surga, dan jika ada yang seolah-olah mati karena kesedihan, mereka adalah penduduk neraka.” Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan-sahih.” [5]


Neraka Tempat Tinggal Orang-orang Kafir dan Musyrik

Karena orang-orang kafir dan musyrik akan kekal di dalam neraka, maka neraka dianggap sebagai tempat tinggal mereka, sebagaimana halnya dengan surga yang menjadi tempat tinggal orang-orang beriman:

“Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruknya tempat tinggal orang-orang yang lalim.” (Qs. Ali ‘Imran[3]: 151)

“Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (Qs. Yunus[10]: 8)

“Bukankah dalam neraka jahanam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?” (Qs. Al-Ankabaut[29]: 68)


Neraka adalah tempat yang pantas buat mereka:

“Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan ia adalah sejahat-jahat tempat kembali.” (Qs. Al-Hadid[57]: 15)

Neraka adalah seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat kembali:


“Maka cukuplah (balasannya) neraka jahanam. Dan sungguh neraka jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 206)

“Beginilah (keadaan mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) neraka jahanam, yang mereka masuk ke dalamnya. Maka amat buruklah jahanam itu sebagai tempat tinggal.” (Qs. Shad[38]: 55-56)


Orang-orang yang Mengajak Orang Lain ke Neraka

Orang-orang yang mengikuti kepercayaan-kepercayaan dan ideologi yang salah dan bertentangan dengan sunnah Allah  subhanahu wa ta’ala, serta orang-orang yang mengejar tujuan-tujuan yang salah adalah orang-orang yang mengajak orang lain ke neraka:

“Mereka itu mengajak ke neraka...” (Qs. Al-Baqarah[2]: 221)

“Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” (Qs. Al-Qashash[28]: 41)
Salah seorang dari mereka adalah setan:
 
“Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api neraka yang menyala-nyala?” (Qs. Luqman[31]: 21)

“Setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Qs. Fathir[35]: 6)

Siapa saja yang mengajak orang lain di dunia ini ke neraka, akan memimpin golongan atau kaum mereka ke neraka di hari kiamat nanti. Contohnya Fir’aun: “Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka.” (Qs. Hud[11]: 98)

Semua pemimpin yang sesat, yang menyeru kaumnya keada kepercayaan mereka yang bertentangan dengan Islam, sebenarnya adalah orang-orang yang mengajak orang lain ke neraka, karena satu-satunya jalan untuk terhindar dari api neraka dan masuk surga adalah jalan yang benar (Islam): “Hai kaumku, bagaimanakah ini, aku menyeru kalian kepada keselamatan, tetapi kalian menyeru aku ke neraka?” (Qs. Al-Mu’min[40]: 41)

Kaumnya mengajak kepada kekafiran dan kemusyrikan, sementara ia sendiri mengajak mereka kepada ajaran tauhid dan agama Allah subhanahu wa ta’ala. Karena kaum kafir mengajak orang ke neraka, Allah subhanahu wa ta’ala melarang lelaki Muslim untuk menikahi perempuan musyrik, sama seperti Allah subhanahu wa ta’ala meelarang perempuan beriman menikah dengan lelaki musyrik:

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang beriman lebih baik daripada wanita musyrik walaupun wanita musyrik itu menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan lelaki musyrik (dengan wanita-wanita beriman) sebelum lelaki itu beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada lelaki musyrik walaupun lelaki itu menarik hatimu. Mereka (orang-orang musyrik) mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaaya mereka mengambil pelajaran.” (Qs. Al-Baqarah[2]: 221)

Sumber : www.lampuislam.org
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com

Thursday, 14 July 2016

Keutamaan – Keutamaan Dalam Membaca Al Qur’an


Allah SWT  telah menurunkan kitab suci yang sangat agung yakni al-Qur’ân sebagai pedoman serta petunjuk bagi manusia. Dengan al-Qur`ân Allah SWT  menerangi  hati yang gelap, mata yang buta, dan telinga yang tuli.
Keajaiban-keajaiban pun al-Qur’ân tidak pernah hilang dan habis, tidak pernah luntur dan usang walaupun sering diulang sepanjang siang dan malam.
Tadabbur (memperhatikan) al-Qur’ân akan melahirkan ilmu yang banyak dan bermanfaat. Dengannya akan dibedakan antara kebenaran dengan kebatilan, iman dengan kekafiran, manfaat dengan madharat, kebahagiaan semu dengan kebahagiaan hakiki, calon penghuni surga dengan penghuni neraka, dan sebagainya. Oleh karena itulah Allah Azza wa Jalla memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk mentadabburi ayat-ayat-Nya. Dia Azza wa Jalla berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran. [Shâd/38:29]


Al Qur’an adalah kitab suci yang Allah turunkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup untuk para hambanya yang bertakwa. Dia adalah cahaya bagi orang mukmin, cahaya dalam kehidupan dan cahaya ketika dihari Kiamat nanti.

Al Qur’an telah ada sebelum bumi diciptakan dan Al Qur’an pun akan tetap ada meski dunia ini telah hancurkan. Keistimewaanya tidak ada yang bisa menandingi baik dari segi bahasa, sastra dan ilmu pengetahuan. Semua berisi fakta sebelum kejadian dunia maupun setelahnya. Karena Memang Al Qur’an adalah karya Allah yang teragung untuk para hambanya yang mukmin.  

Untuk itu lah, Allah akan memberikan ganjaran yang sangat besar bagi siapa yang membaca dan mengamalkannya. Dibawah ini kami merangkum beberapa keutamaan membaca Al Qur’an dan mengamalkannya dari hadist-hadist pilihan Rasulullah SAW. Semoga apa yang dinukilkan ini dapat memberikan kita motivasi untuk membacanya serta mengamalkannya. Berikut 35 keutamaannya :
 Tidak ada derajat yang lebih tinggi dari pada orang yang suka membaca Al Qur’an


2.   2 Rumah yang didalamnya dibaca Al Qur’an, ahli rumah akan diberi berkah dan kebaikan, malaikat pun turut   memenuhi rumah tersebut, dan setan akan keluar. Sebaliknya rumah yang didalamnya tidak dibaca Al       Qur’an maka kehidupannya akan dipenuhi kesempitan, ketidak berkahan, Malaikat akan keluar dan setan ikut memenuhi rumah tersebut.

3.   3Orang yang mengajarkan Al Qur’an pada anaknya pada masa kecil dan selalu membacanya pada masa    tuanya akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.

4.   4 Membaca Al Qur’an akan memberi nur dibumi dan simpanan bagi kita dilangit dan rumah yang didalamnya   dibaca Al Qur’an akan menyinari ahli-ahli langit seperti bintang-bintang menyinari bumi.


5.   5Tanda-tanda kecintaan Allah SWT adalah bahwa Allah SWT memasukkan rasa cinta pada Al Qur’an    dalam hati seseorang (selalu ingin membacanya)

6.   6 Seorang muslim yang hendak berbaring ditempat tidurnya lalu ia membaca salah satu surat dari Al Qur’an,    Allah akan tugaskan satu malaikat untuk menjaganya, dan tidak ada satu bahaya pun akan mendekatinya,      sehingga ia terjaga kapan saja


7.  7 Seseorang yang sibuk membaca, menghafal, mempelajari, memahami Al Qur’an sehingga tidak mempunyai   waktu untuk berdoa maka Allah SWT akan memberikan sesuatu yang lebih utama dari pada yang      diberikan pada orang yang berdoa.

8.   8 Barang siapa yang membaca 10 ayat dari Al Qur’an didalam satu malam, maka dicatat banginya pahala 1     qintar, dan 1 qintar itu lebih baik dari pada dunia dan serta segala seisinya

9.   Orang yang beriman pada Al Qur’an dan mengamalkannya maka Allah SWT akan mengangkat        derajatnya dan akan memuliakannya didunia dan diakhirat.

10. Dengan membaca Al Qur’an dan banyak mengingat maut akan menyebabkan hati bersinar dan akan             memantulkan sifat ma’rifat yang terang (pengkilat hati yang seperti besi berkarat dalam air)

111. Bacaan Al Qur’an dalam shalat lebih baik dari pada bacaan Al Qur’an diluar shalat. Bacaan diluar shalat lebih baik dari pada membaca tasbih dan takbir, bacaan tasbih lebih baik dari pada puasa dan puasa adalah perisai (penghalang) api neraka.

112. Orang yang ahli dalam Al Qur’an (benar-benar menghafalnya, sering membacanya, memahami makna dan maksudnya) dihari mahsyar akan bersama malaikat pencatat yang mulia dan benar dan orang yang terbata-bata dalam membaca Al Qur’an dan bersusah payah mempelajarinya mendapat pahala 2 kali lipat (1 dari bacaanya dan 1 lagi dari kesungguhannya dalam berusaha)

113. Barang siapa yang sungguh-sungguh  ingin menghafal Al Qur’an tapi tidak mampu, tapi terus menerus membacanya Maka Allah SWT akan membangkitkannya dihari Mahsyar dengan para Hafiz Al Qur’an (Para Hafiz Al Qur’an dapat mensafaati 10 keluarganya yang sudah dijamin masuk neraka kecuali mereka yang syirik dan kafir)

114. Barangsiapa yang menghormati, dan menunaikan hak-haknya dan mengamalkan Al Qur’an. Maka Al Qur’an akan membelanya dihadapan Allah SWT dan memberi syafaat dan menaikkan derajatnya.

115. Barangsiapa membaca Al Qur’an dan mengamalkan apa yang ada didalamnya maka pada hari kiamat dia dan kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih terang dari pada matahari serta dipakaikan pakaian keindahan dan keindahannya tidak ada yang sanggup menandinginya.

116. Barangsiapa yang membaca dan menghafal Al Qur’an serta menghalalkan dan mengharamkan apa yang dihalalkan diharamkannya maka Allah SWT akan memasukkannya kedalam surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat pada 10 orang ahli keluarganya yang diwajikan neraka (kecuali syirik dan Kafir) (Al maidah :72)

117. Banyak membaca Al Qur’an dapat menguatkan ingatan, membersihkan batin, menguatkan rohani dan mewangikan mulut.

118. Barangsiapa mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang.

119. Membaca 1 huruf Al Qur’an maka Allah akan diberi 10 pahala kebaikan (Al an’am : 10)

220. Barangsiapa yang mendengarkan 1 ayat Al Qur’an Al Qur’an akan ditulis 1 kebaikan berlipat ganda dan yang membacanya akan diberi nur pada hari kiamat.

221. Kaum yang berkumpul membaca Al Qur’an dan saling mengajarkan akan diberi sakinah, disirami rahmat, malaikatpun mengerumuni mereka dan Allah SWT  menyebut mereka dikalangan mereka disisinya.

222. Barangsiapa membaca 10 ayat pada malam hari maka ia tidak akan ditulis sebagai orang yang lalai, 100 ayat akan dicatat sebagai orang yang taat dan diselamatkan dari tuntutan Al Qur’an, 200 ayat maka ia mendapat ibadah pahala semalam suntuk.

223. Barangsiapa membaca Al Qur’an yang dengannya ia mendapat makanan dari manusia (untuk tujuan dunia) maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan muka hanya tulang tanpa daging.

224. Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya

225. Membaca/mempelajari beberapa ayat Al Qur’an adalah lebih baik dan lebih berharga dari pada kerajaan seluas 7 benua yang bersifat sementara dan pahalanya bermanfaat untuk selama-lamanya.

226. Membaca Al Qur’an tanpa melihat mushaf mendapat 1000 derajat dan orang yang membaca Al Qur’an dengan melihat mushaf 2000 derajat (lebih afdol)

227. Membaca Al Qur’an dalam shalat maka Setiap hurufnya akan mendapat pahala 100 kebaikan, jika sambil duduk dalam shalat akan mendapat 50 kebaikan dalam Setiap hurufnya, jika dibaca diluar shalat dalam keadaan berwudhu maka akan mendapatkan 25 kebaikan dalam Setiap hurufnya, dan jika dibaca tanpa wudhu akan mendapat pahala 10 kebaikan di Setiap hurufnya.

228. Kebanggan, kemuliaan dan kehormatan ummat ini adalah dengan membaca Al Qur’an, menghafalnya, mengerjakannya dan beramal dengannya dan apa saja yang berhubungan dengan Al Qur’an

229. Tidak ada yang dapat mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan perantaraan Al Qur’an dan membaca Al Qur’an akan menyebabkan kita lebih bertawajjuh dan memberi kesan tersendiri pada diri pembaca.

330. Ahli Al Qur’an (yang selalu menyibukkan dengan Al Qur’an) adalah ahli Allah dimana setiap waktu Allah akan selalu mengirim kasih sayangnya dan mereka orang-orang istimewa Allah sehingga mendapat kemuliaan.

331. Membaca Al Qur’an dengan suara keras dalah seperti memberi shadaqah dengan terang-terangan dan dengan perlahan seperti memberik sedekah dengan sembunyi-sembunyi.

332. Tidak ada penolong yang lebih utama kedudukannya disisi Allah SWT pada hari kiamat dari pada Al Qur’an (bukan dari Golongan Nabi, Malaikat dan Lain sebagainya)

333. Mempelajari 1 ayat Al Qur’an pada pagi hari lebih baik dari pada shalat 100 rakaat, mempelajari 1 bab ilmu pada pagi hari lebih baik dari pada shalat 1000 rakaat.
                                 
334. Seseorang yang mempelajari Al Qur’an menjaga dan membacanya pada tengah malam dalam shalat dimisalkan seperti mangkuk terbuka penuh dengan kasturi yang baunya menyebar keseluruh tempat, sedangkan seorang hafiz Al Qur’an yang tidur dan tidak membaca Al Qur’an karena lalai tapi Al Qur’an berada dalam hatinya seperti mangkuk penuh kasturi tetapi baunya tidak menyebar (Nur berkah terhalang pada orang lain)

335. Mengamalkan kandungan Al Qur’an akan menghindarkan kita dari fitnah
Walaupun kedudukan al-Qur’ân begitu agung, namun mayoritas umat Islam di seluruh penjuru dunia di zaman ini berpaling dari tadabbur terhadap kitab mulia ini, tidak peduli terhadap perkataan Pencipta mereka, tidak mengambil adab dengan adab-adab yang diajarkan di dalam al-Qur’ân, dan tidak berakhlak dengan akhlak mulia ajaran al-Qur’ân. Mereka mencari hukum-hukum di dalam undang-undang sesat yang menyelisihi al-Qur’ân. Bahkan orang-orang yang berusaha mengamalkan adab dan akhlak al-Qur’ân direndahkan dan dihinakan.
Maka wahai saudaraku, jangan sampai banyaknya orang yang menjauhi kitab Allah Azza wa Jalla itu menjauhkanmu darinya, dan jangan sampai banyaknya orang-orang yang mencela orang yang mengamalkan al-Qur’ân itu menjadikanmu terhina. Ketahuilah, sesungguhnya seorang yang berakal lagi cerdas itu tidak akan peduli terhadap kritikan orang-orang gila. Maka majulah menuju kitab Allah, bacalah, fahamilah dengan bimbingan para Ulama Ahlus Sunnah.
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com